Jumat, 15 November 2013

Pembelajaran Konsumen (Bab 7)



Untuk terjun ke dalam dunia persaingan pemasaran, kita harus mengerti dan memahami apa yang harus kita ketahui dan kita lakukan. Didalam pemasaran kita akan selalu bertemu dengan konsumen. Disini akan saya ulas sedikit  tentang pembelajaran konsumen, kenapa kita harus mempelajari pembelajaran konsumen?
Alasan para pemasar memperhatikan cara orang belajar adalah karena para pemasar sangat tertarik mengajar mereka,  dalam peran mereka sebagai konsumen, dimana konsumen membeli produk tersebut, bagaimana menggunakannya, bagaimana memeliharanya, dan bahkan bagaimana membuangnya. Para pemasar selalu ingin agar komunikasi mereka diperhatikan, dipercayai, dan diingat. Karena itu mereka tertarik dan harus mempelajari setiap aspek proses pembelajaran  untuk dapat mencapai tujuan mereka.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran konsumen didefinisi sebagai suatu perubahan dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya. Konsumen memperoleh berbagai pengalamannnya dalam pembelian produk, mengkonsumsi produk dan merek produk apa yang disukainya. Dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu aspek yang dilakukan manusia secara terprogram dalam suatu tujuan tertentu untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan yang akan digunakan dalam memperoleh suatu hal yang diinginkan.
Teori Pembelajaran
Macam-macam teori pembelajaran menurut para ahli, yaitu ;
1.   Teori Belajar Menurut Thorndike (Teori Koneksionisme)
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.

2.   Teori Belajar Menurut Skinner
B.F. Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.

3.   Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne
Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu
a.   Fase Receiving the stimulus situation (apprehending)
b.    Fase Stage of Acquition
c.   Fase Storage/Retensi
d.    Fase Retrieval/Recall

4.   Teori Belajar Menurut Bruner
Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya.
Agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/pengetahuan anak agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut.

5.   Teori Belajar Menurut Piaget
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.
Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia, yaitu :
1.  Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2.  Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif.
3.  Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4.  Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.

Ilustrasi Teori Pembelajaran
1.   Ilustrasi dari classical conditioning(membiasakan)
·        Pavlov àeksperimen terhadap anjing
·        Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga ada stimulus

2.   Ilustrasi dari instrumental conditioning(belajar dari kesalahan)
Jika suatu stimulus yang diberikan mendapat respon negative atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa akan datang (belajar dari kesalahan)

3.   Ilustrasi dari cognitive learning
·        Konsumen berprilaku menyelesaikan masalah
·        Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagai produk  yang mungkin menyelesaikan masalah yang di hadapi.

4.   Ilustrasi pembelajaran pasif
·        Penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan  (produk dengan tingkat keterlibatan rendah.
·         Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa symbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.

Relevansi Pengaruh Perilaku dan Cognitive Learning pada Pemasaran
Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain. Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.

Loyalitas Konsumen/Kesetiaan Pelanggan

Loyalitas konsumen terbagi dalam dua kelompok :
1) Loyalitas merek (brand loyality)
Konsumen sangat loyal terhadap merek pilihannya.
Loyalitas merek adalah sikap menyenangi terhadap suatu merek yang di representasikan dalam pembelian konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.

2) Loyalitas toko (store loyalty)
Loyal terhadap toko disebabkan oleh pelayanan yang diberikan oleh pengelola dan karyawan toko. Hal ini ditunjukan oleh perilaku konsisten tetapi dalam store loyalty perilaku konsistenya adalah dalam mengunjungi toko di mana di situ konsumen bisa membeli merek produk yang diinginkan.

Faktor-faktor Yang Mendorong Loyalitas Konsumen
Menurut Sunu (1999:128) faktor-faktor yang mendorong/mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu produk atau jasa adalah sebagai berikut:
1.   Mutu Produk
Produk yang memenuhi spesifikasi/standar/persyaratan konsumen.
2.   Harga yang bersaing
Dengan efisiensi (baik diproduksi maupun maupun di manajemen) dapat menetapkan harga yang wajar dan kompetitif.
3.   Pelayanan dan informasai yang maksimal
Memberikan pelayanan dan informasi yang di butuhkan konsumen secara penuh.
4.   Citra perusahaan
Gambaran informasi tentang citra perusahaan dijaga dengan baik.
5.   Produk baru dan semakin baru (research dan development)
Penyajian produk yang mengikuti perkembangan dengan didukung oleh personel andal dan sarana research dan development yang memadai.
6.   Kebutuhan mendadak bisa dipenuhi konsumen
Persiapan persediaan yang cukup dengan didukung oleh sarana dan personel yang selalu siap untuk mengantisipasi permintaan mendadak dari konsumen.

     5 Cara Mempertahankan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
1.   Berikan perhatian before dan after sales
2.   Ciptakan sebuah hubungan yang saling menguntungkan
3.   Lakukan follow up pasca penjualanloyalitas konsumen
4.   Tawarkan program menarik untuk menjaga loyalitas konsumen
5.   Berikan keuntungan bagi pelanggan setia Anda

Pembelajaran Vicarious
Pembelajaran ini disebut juga pembelajaran “Pecontohan” menyangkut pembelajaran melalui observasi / pengamatan yang memadukan aspek teori pembelajaran kognitif dan perilaku.  Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses pembelajaran dengan cara berusaha mengubah perilaku dengan meminta seseorang melakukan observasi tindakan dan perilaku orang lain.

Sumber :







0 komentar:

Posting Komentar