Sabtu, 28 Desember 2013

Kelas Sosial dan Kelompok Status



Perbedaan Antara Kelas Sosial dan Status Sosial
  • Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah
  • Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan atau perekonomian individu.
Pemilikan
Kepemilikan status sosial di masyarakat sangat di harapkan bagi sebagian besar masyarakat untuk bisa menaikan tingkat kelas sosial yang ada. Tidak dipungkiri bahwa status sosial sangatlah diperlukan individu untuk dapat bergaul di masyarakat luas tanpa merasa rendah kelas sosialnya.
Dinamika Kelas Sosial
Suatu keniscayaan bahwa manusia tidak mampu hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Hakikat pokok dari manusia sebagai makhluk sosial. Nyatanya hal ini yang juga menjadi pembeda antar kita dengan binatang. Manusia memiliki interaksi serta komunikasi sosial yang kompleks, berbeda dengan binatang yang cenderung mengikuti naluri alamiah semata.
Berbagai bentuk kelompok sosial menjadi bukti betapa urgent manusia berkelompok untuk saling memenuhi kebutuhan hidup. Ada macam – macam latar belkang manusia membentuk kelompok sosialnya. Latar belakang ini juga menentukan bentuk kelompok sosial serta pola dinamika didalamnya. Diantara bentuk kelompok sosial itu seperti Ghemeinschaft dan Gesellschaft.
Dinamika yang sehat dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di dalam kelompok sosial, tergantung bagaimana nilai dan norma sosial serta kontrol sosial di dalam kelompok mampu dipertahankan dan dikendalikan. Setiap kelompok sosial pasti memiliki nilai dan norma yang berlaku. Karena adanya nilai dan norma tersebut maka dibutuhkan kontrol terhadap pelaksanaannya.

Sosial Mobility dan Konsekuensinya terhadap Market
Mobilitas social adalah suatu gerakan dalm struktur social yaitu pola-pola tertentu yang mengaur organisasi suatu kelompok social.
Tipe gerak social yaitu:
A. Gerak social vertical
gerak social vertikak merupakan suatu perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan social ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Gerak social vertical sesuai dengan aranhnya dibedakan menjadi dua lagi:
1)  Gerak social vertical naik
Terdapat dua bentuk utama yaitu:
·        Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
·        Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.
2)  Gerak social vertical turun

Terdapat dua bentuk utama diantaranya:
·        Turunya kedudukan individu  ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
·        Turunya derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan.
B. Gerak social horizontal
Gerak social merupakan suatu perpindaha individu atau objek social dari suatu kedudukan social ke kedudukan lainya yang sederajat.

Klasifikasi Geodemografi dan Manfaatnya bagi Pemasar
Segmentasi Pasar: Tindakan membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok konsumen yang berbeda yang diperkirakan membutuhkan produk. Dalam hal ini perusahaan mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk membagi pasar menjadi segmen-segmen, mengembangkan segmen pasar yang menguntungkan, dan mengevaluasi daya tariknya.

Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang sama.
Variabel demografis terdiri atas kerakteristik seperti usia, penghasilan, dan etnis. Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis. Perusahaan riset pemasaran telah mengembangkan sistem klasifikasi, atau clustering yang mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.

Kata geodemografis adalah gabungan dari kata geografi dan demografi. Dasar pemikiran yang menjadi landasannya adalah orang-orang yang menetap di area yang sama, misalnya bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area geografis ke dalam common group, atau cluster, di mana terdapat orang-orang dengan karakteristik demografis serta gaya hidup yang sama.

Pemasaran untuk Pangsa Kelas Sosial
1)  Penentuan pangsa pasar
Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah penentuan pangsa pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogeny dan membuat tawaran uang kuat secara khusus untuk mereka.
Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
1.   Identifikasi pemakaian kelas sosial dari produk
2.    Perbandingan variable kelas sosial untuk pemangsaan dengan variable lain (pendapatan, siklus hidup, dsb.)
3.    Deskripsi karakteristik kelas sosial yang diidentifikasi didalam target pasar.
4.   Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan efektifitas bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas sosial.
2)  Pengenalan kebutuhan dan kriteria evaluasi
Sebagai seorang pamasar, sebelum melakukan proses promosi harus menyiapkan berbagai macam persiapan, didalam kasus ini persiapan yang harus kita lakukan adalah menggali informasi tentang kebutuhan dari pangsa pasar kelas sosial dengan melakukan setidaknya observasi tehadap pangsa pasar kelas sosial.

Pengenalan kebutuhan dan kriteria evaluasi
Sebagai seorang pamasar, sebelum melakukan proses promosi harus menyiapkan berbagai macam persiapan, didalam kasus ini persiapan yang harus kita lakukan adalah menggali informasi tentang kebutuhan dari pangsa pasar kelas sosial dengan melakukan setidaknya observasi tehadap pangsa pasar kelas sosial.


Proses pencarian
Perbedaan kelas sosial membedakan pula pola informasi tentang suatu produk yang didapat oleh masing-masing individu, kelas bawah yang berada didaerah lebih terpencil akan susah mendapatkan informasi tentang suatu barang yang beredar dipasaran sedangkan orang kelas menengah keatas lebih mudah mendapatkan informasi tersebut.
Bahasa Sosial
Pola bahasa individual berkorelasi erat dengan kelas sosial mereka. Pentingnya bahasa dapat dimengerti melalui analisis teks yang digunakan didalam iklan. Mobil mahal seperti Mercedes dan Cadillac menggunakan kata-kata yang lebih panjang, eufemisme yang lebih sedikit dan lebih banyak bahasa abstrak. Iklan mobil kelas bawah dan menengah berbicara banyak tentang sifat fisik,menekankan gambar ketimbang kata dan lebih memungkinkan menggunakan bahasa slang atau bahasa jalanan.

Proses Pembelian
Status sosial mempengaruhi di mana dan bagaimana orang merasa mereka harus berbelanja.Orang dengan status rendah memiliki tempat lokal yang memungkinkan bertatap muka di mana mereka mendapatkan pelayanan dan kreditt yang mudah acap kali di dalam lingkungan tempat tinggal.

Konsumen kelas menengah atas merasa lebih percaya akan kemampuan mereka dalam berbelanja.Mereka akan bertualang ke tempat – tempat baru untuk berbelanja dan akan menelajahi sebuah toko untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.Toko yang memberikan potongan harga secara tradisional menarik bagi kelas menengah karena mereka cermat dan berpikiran ekonomis dalam pembelian mereka.Pada tahun – tahun awal,toko yang memberikan potongan harga kerap tidak menjual mereka bergengsi atau merk desainer,,tetapi karena pendapatan kelas menengah bertambah dan pengaruh informasi meluas.

 Metode Penelitian Pemasaran Untuk Mengukur Kelas Sosial
Para peneliti pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk menentukan hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu. Metode objektif memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu pekerjaan pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan barang.
Nilai – nilai yang di tetapkan dalam satu dri dua cara. Satu metode menggunakan survei terhadap orang yang diminta untuk meningkatkan prestise orang – orang dalam berbagai pekerjaan. Metode yang kedua yaitu menggunakan ukuran objektif seperti peningkatan pendidikan rata –rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.




Jumat, 13 Desember 2013

DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN



KELOMPOK RUJUKAN
Kelompok Referensi (Reference Group) atau Kelompok Rujukan atau Kelompok Acuan merupakan sekelompok orang yang dianggap memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain secara langsung ataupun tidak langsung, dan dianggap sebagai pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum/khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.

Kelompok referensi memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku, dan kelompok ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.

KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Menurut James F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
1.   Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2.   Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku.
3.   Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.


Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan:
1.   Banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota keluarga lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli keluarga, denga kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan, dan masih banyak lagi contohnya.

2.   Bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya.
Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orangtua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialokasikan untuk keinginan individual mereka.
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
·        Variable sosiologis yang mempengaruhi keluarga
Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat dimengerti denganlebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosilogis seperti kohesi, kemamampuan beradaptasi dan komunikasi.
·        Keputusan pembelian keluarga
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksiakan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan.
·        Peran individu dalam pembelian keluarga
Kebutuhan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peran-peran ini mungkin dipegang oleh suami , istri, anak, atau anggota lain dalm rumah tangga.
1.   Penjaga pintu ( gatekeeper) : inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk.
2.   Pemberi pengaruh (influencer ) : individu yang opininya dicari dalam pembelian produk.
3.   Pengambil keputusan  (decider) : orang yang mempunyai wewenang/kekuasaan keuangan.
4.   Pembeli (buyer) : orang bertindak sebagai agan pembeli
5.   Pemakai (user) : orang yang mengguanakan produk
·        Prilaku peran (role behavior)
Peran instrumental, yang digunakan sebagai peran fungsional atau ekonomi, melibatkan aspek keluarga, kerakter performansi, dan sifat “fungsional” lain seperti  kondisi pembelian.
·        Peran pasangan hidup dalam keputusan pembelian
Keputusan konsumsi dipegaruhi oleh jenis keluarga dimana individu menjadi anggota.
·        Menurunya perbedaan jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin walaupun ada gerakan menjauh dari mendominasi peranjenis kelamin,masih ada beberapa produk dan dalam beberapa situasi.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIAN
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.

Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, dimana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.
Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.

Keluarga berubah bersama waktu,  melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus kehidupan keluarga (SKK).
1.   Tahap Single
Walaupun pendapatan relatif rendah, mereka menjadi sasaran dari sedikit permintaan yang kaku, maka konsumen di dalam tahap ini umumnya memiliki pendapatan bebas yang besar. Sebagian dari pendapatan ini digunakan untuk membeli mobil dan peralatan dasar serta peralatan untuk tempat tinggal mereka yang pertama jauh dari rumah --- biasanya sebuah apartemen.
2.   Pasangan yang baru menikah
Pasangan yang baru menikah dan tanpa anak biasanya lebih kaya secara financial daripada sebelumnya dan pada masa datang yang tidak terlalu lama lagi karena istri biasanya bekerja. Keluarga pada tahap ini juga membelanjakan sebagian besar dari pendapatan mereka untuk mobil, busana, liburan, dan kegiatan waktu senggang lain. dan tampaknya lebih rentan terhadap iklan didalam tahap ini.
3.   Sarang lengkap I (Full nest I)
Dengan adanya anak pertama, beberapa istri berhenti bekerja diluar rumah, dan sebagai akibat pendapatan keluarga menurun. Pada saat yang sama, anak kecil menimbulkan masalah baru yang mengubah cara keluarga membelanjakan pendpatannya. Kebutuhan ini mengurang tabungan keluarga dan suami serta istri kerap merasa tidak puas dengan posisi keuangan mereka.
4.   Sarang lengkap II (Full Nest II)
Pada tahap ini, anak terkecil berusia 6 tahun atau lebih, pendapatan suami membaik, dan istri kembali bekerja dirumah. Akibatnya, posisi keuangan keluarga biasanya meningkat.
5.   Sarang lengkap III (Full Nest III)
Sementara keluarga bertambah tua, posisi keuangannya biasanya terus membaik karena pendapatan suami bertambah, istri kembali bekerja atau mendapat gaji lebih tinggi dan anak-anak mendapatkan uang dari kerja sambilan.
6.   Sarang Kosong I (Empty Nest I)
Pada tahap ini keluarga paling puas dengan posisi keuangan mereka dan jumlah uang yang ditabung karena pendapatan terus bertambah dan anak-anak sudah meninggalkan rumah dan tidak lagi bergantung kepada orang tua mereka dalam hal keuangan.
7.   Sarang Kosong II (Empty Nest II)
Pada waktu ini, kepala rumah tangga sudah pensiun sehingga pasangan tersebut biasanya menderita penurunan nyata dalam pendapatan. Pengeluaran menjadi lebih berorientasi pada kesehatan.
8.   Orang yang Bertahan Sendiri (Solitary Survivor)
Bila masih bekerja, orang yang bertahan ini masih menikmati pendapatan yang besar.
9.   Orang yang Bertahan Sendiri dan Sudah Pensiun (Retired Solitary Survivor)
Orang yang bertahan sendiri dan sudah pensiun mengikuti pola konsumsi umum yang sama kecuali pada skala yang lebih rendah karena penurunan pendapatan. Selain itu, individu ini mempunyai kebutuhan khusus akan perhatian, kasih sayang dan keamanan.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA TRADISIONAL
Siklus Hidup Keluarga Model Tradisional
Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:
·        Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
·        Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang baru menikah.
·        Tahap III: Parenthood
Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
·        Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
·        Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan sudah meninggal.

STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
Tipe keluarga modern adalah bentuk keluarga yang mengikuti perkembangan jaman atau peradaban yang baru sebagai dampak dari penyesuaian-penyesuaian terhadap hal-hal baru dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Umumnya saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang berhubungan dengan peran mulai berubah karena masyarakat saat ini semakin beragam.  Hal ini diakibatkan oleh beberapa sebab, diantaranya:
1.   Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun.
2.   Orang tua tunggal meningkat karena adanya perceraian.
3.   Orang berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo.
4.   Karena perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah.
5.   Status perceraian relative biasa.
Salah satu cara berpikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial dalam keluarga yaitu karena suatu masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik itu fisik maupun sosial atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat. Dalam usaha untuk mengkaji masalah tipe keluarga modern saat ini, maka suatu hal yang sangat relevan untuk dipikirkan adalah industrialisasi dan keluarga dimana terjadi perubahan struktur dari masyarakat yang agraris menjadi industrialis.

PERANAN WANITA YANG BERUBAH
Dengan berkembangnya IPTEK, seorang perempuan yang dulu hanya seorang ibu rumah tangga yang hanya mengurusi pekerjaan rumah, sekarang banyak perempuan-perempuan yang sudah bergelar sarjana dan bekerja diberbagai bidang atau sektor baik jasa, perdagangan dan lainnya. Mereka sudah tidak lagi hanya bekerja di rumah dan mengurusi keluarga saja tapi juga merangkap dalam karir diberbagai bidang.

PERANAN PRIA YANG BERUBAH (CHANGING MASCULINE ROLE)
Wanita ataupun pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk :
·        Budaya psikologis. Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen
·        Budaya sosial. Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA
Bila anda menyiapkan analisis pengaruh keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.
1.   Kerangka Proses-Keputusan.
Studi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pernyataan seperti “siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?” atau “siapa yang mengambil keputusan ?
Namun, bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan. Sebuah contoh dari metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk mengukur pengaruh keluarga :
·        Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
·        Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative pembelian?
·        Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?
·        Siapa yang membuat pembelian actual terhadap produk?
Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenia pengaruh relative mereka untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertnyaan gagal menanyakan tentang tahap-tahap keputusan.
2.   Kategori Sturktur-Peran. 
Kategori struktur peran yang relevan dalam proyek penelitian bergantung kepada produk atau jasa tertentu yang tengah dipertimbangkan, tetapi dalam banyak kategori produk, hanya suami dan istri yang terlibat. Di dalam kategori lain, adalah berguna untuk mengukur jumlah pengaruh di8 dalam peranan yang berbeda. Spiro mendapatkan bahwa strategi pengaruh atau bujukan bergantung pada beberapa variabel, khususnya tahap di dalam siklus kehidupan dan gaya hidup. Anak terlibat dalam banyak jenis situasi pembelian, tetapi sifat pengaruh mereka kerap diabaikan.
3.   Bias Pewawancara. 
Jenis kelamin pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang menurut suami dan istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk mengatasi bias ini harus digunakan kuesioner yang dikerjakan sendiri atau jenis kelamin pengamat harus diatur secara acak untuk responden.
4.   Seleksi Responden . 

IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN
Keluarga sangat penting dalam studi perilaku konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh utama pada sikap perilaku individu.

Pemasar perlu berkomunikasi dengan pemegang masing-masing peranan yang ada di keluarga. Anak misalnya, adalah pemakai serealia, mainan, pakaian, dan banyak produk lain, tetapi mungkin bukan pembeli. Salah satu atau kedua orangtua mungkin merupakan pengambil keputusan dan membeli, walaupun anak mungkin penting sebgai pemberi pengaruh dan pemakai.

Peranan memberi pengaruh mungkin dipegang oleh orang yang paling ahli. Sebagai contoh, orangtua mungkin menjadi pengambil keputusan mengenai mobil mana yang mereka akan beli, tetapi remaja kerp memainkan peranan utama sebagai penjaga pintu informasi dan sebagai pemberi pengaruh karena pengetahuan yang lebih banyak mengenai unjuk kerja, cirri produk, atau norma social.


 Sumber   :