I. Penalaran Ilmiah
1. Pengertian Penalaran
Penalaran mempunyai beberapa
pengertian, yaitu (1) proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam
urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan, (2) menghubung-hubungkan
fakta atau data sampai dengan suatu simpulan, (3) proses menganalisis suatu
topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru, (4) mengkaji,
membahas, atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji
sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan, (5) pembahasan suatu
masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau
pengertian baru.
Penalaran adalah suatu
proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada
sehingga sampai pada suatu simpulan. Data yang dapat dipergunakan dalam
penalaran untuk mencapai satu simpulan harus berbentuk kalimat pernyataan atau
yang disebut dengan proposisi. Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam
bentuk subyek dan predikat yang membentuk kalimat.
Ciri-ciri penalaran sebagai berikut :
1.
Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya
pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang valid.
2.
Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas
dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun, atau menghubungkan
petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
3.
Rasional, artinya adalah apa yang sedang dinalar
merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara
mendalam
2. Unsur Penalaran
Penulisan Ilmiah
Menurut
Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu
yang spesfik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2.
Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam
bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaran dan
kesalahannya.
3.
Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk
subyek dan predikat yang membentuk kalimat.
4.
Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan
secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5.
Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran,
penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan
justifikasi (pembenaran).
6.
Sistematika yaitu seperangkat proses atau bagian-bagian
atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
7.
Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab
(dibahas) dalam karangan.
8.
Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik
yang akan dianalisis.
9.
Analisis (penguraian) dilakukan dengan
mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan,
dan lain-lain.
10.
Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa
proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya. Selain itu, pembuktian
didukung pula dengan data yang mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis
yang akurat.
11.
Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah
analisis induktif atau deduktif.
12.
Kesimpulan (simpulan) yaitu hasil pembahasan,
dapat berupa implikasi atau inferensi.
Secara
umum, ada dua jenis penalaran yakni penalaran induktif dan deduktif sebagai
berikut :
- Penalaran Induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang di peroleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut :a) Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Contoh : Jika dipanaskan, besi memuai Jika dipanaskan, tembaga memuai
b) Analogi adalah
cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama.
Contoh :
Ita adalah lulusan akademi perawatan
Ita dapat menjalankan tugasnya dengan baik
c) Hubungan Kausal adalah
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam
kehidupan sehari-hari, hubungan kausal sering ditemukan.
Contoh : Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal
dunia
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan
antarmasalah, yaitu sebagai berikut :
Sebab
– akibat
: hubungan yang berpola A menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi efek dari
satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Akibat
– sebab :
dapat dilihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter, ke dokter
merupakan akibat dan sakit merupakan sebab.
Akibat
– akibat
: suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya.
- Penalaran Deduktif adalah proses berpikir yang bertolak dari prinsip, hukum, putusan yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas.
a) Menarik simpulan secara langsung ; ditarik dari satu
premis
Misalnya :
Semua S adalah P (Premis)
Sebagian P adalah S (Simpulan)
Contoh :
Semua ikan berdarah dingin (Premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (Simpulan)
b) Menarik simpulan secara tidak langsung ; dari dua premis
akah dihasilkan sebuah simpulan. Premis pertama yang bersifat umum dan premis
kedua bersifat khusus.
- Silogisme Kategorial
- Silogisme Hipotesis
- Silogisme Alternatif
- Entimen
3. Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah
Suatu
karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang.
Penalaran
itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri.
Penalaran
dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek/matra. Kelima aspek tersebut
adalah:
a.
Aspek keterkaitan
Aspek
keterkaitan adalah hubungan antarbagian yang satu dengan yang lain dalam suatu
karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu
sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan
masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus
berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan
harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
b.
Aspek urutan
Aspek
urutan adalah pola urutan tentang suatru yang harus didahulukan/ditampilkan
kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan).
Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu.Pada bagian
Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori
merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru
setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan
disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah
c.
Aspek argumentasi
Yaitu
bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta,
pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan.
Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa
masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat/temuan-temuan
dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
d.
Aspek teknik penyusunan
Yaitu
bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara
konsisten.Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan
teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik
penyusunan karangan ilmiah.
II. Penulisan Ilmiah
1.
Pengertian penulisan ilmiah
Penulisan ilmiah adalah
laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Riset dapat didasarkan pada data primer (langsung dari narasumber) dan data
sekunder (data yang sudah ada atau yang sudah terlebih dahulu dikumpulkan orang
lain dan selanjutnya dapat digunakan kapan saja jika diperlukan).
2. Tujuan Penulisan
Ilmiah
Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan
pemahaman agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas
suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.
3. Aspek – Aspek Yang
Terdapat Dalam Penulisan Ilmiah
Isi
dari Penulisan ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1.Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada.
1.Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.Mempunyai
pokok permasalahan yang jelas.
3.Masalah
dibatasi, sesempit mungkin.
4. Jenis-jenis Karya
ilmiah
Berikut jenis-jenis karya ilmiah
menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1.
Makalah, adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu
masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat
empiris-objektif.
2. Kertas kerja, adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan
sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis
dalam kertas kerja lebih mendalam dari pada analisis dalam makalah.
3.
Skripsi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus
didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian
langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan
sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau
hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
4.
Tesis, adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih
mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang
diperoleh dari penelitian sendiri.
5.
Disertasi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu
dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang valid
dengan analisis yang terinci. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis
sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat
dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak
menyandang gelar doktor (S3).
5. Karakteristik
Penulisan Ilmiah
Berikut ini beberapa karakteristik
penulisan ilmiah yang harus diketahui sebagai berikut antara lain :
1.
Tulisan menggunakan metode ilmiah.
2.
Tulisan di dukung dengan menggunakan data empiris.
3.
Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi.
4.
Terdapat pengukuran hasil yang ditemukan menggunakan
perhitungan statistik.
5.
Menggunakan terminologi khusus yang hanya diketahui sesam
kelompok keahlian.
6.
Hasil temuan dipaparkan dengan menggunakan grafik, tabel,
atau gambar.
7.
Tulisan disusun dengan menggunakan gaya penulisan ilmiah
tertentu.
8.
Hasilnya merupakan dokumentasi teknis.
6. Manfaat Penyusunan
karya ilmiah
Menurut sikumbang (1981), ada enam
manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut sebagai berikut :
1.
Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca
yang efektif karena sebelum melakukan penulisan ia akan membaca beberapa buku
referensi dahulu yang relevan dengan topik yang akan dibahasnya.
2.
Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari
berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran
yang lebih matang.
3.
Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan
seperti mencari bahan bacaan dalam katalog judul buku.
4.
Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi
dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
5.
Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
III. Hubungan Menulis Karya Ilmiah dengan Penalaran
Karya tulis ilmiah adalah
tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang
bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Syarat penulisan sebuah
karya tulis ilmiah terbagi tiga yaitu :
1.
Isi
kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.
2.
Langkah
pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah.
3.
Sosok
tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan
keilmuan.
Dari pengertian tersebut
dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan
sebuah karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang
mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh
karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang
menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak
dapat ditinggalkan.
Metode berpikir keilmuan
sendiri selalu ditandai dengan adanya:
·
Argumentasi
teoritik yang benar, valid dan relevan.
·
Dukungan
fakta empirik.
·
Analisis
kajian yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik
terhadap permasalahan yang dikaji.
Daftar
Pustaka :
Arifin,
Zaenal E., Tasai, Amran S. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi, Jakarta : Akademika Pressindo.
Hs,
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
Mardiya.
2010.“Penalaran dalam Penulisan Karya
Ilmiah”. Dalam http://mardiya.wordpress.com/2010/11/29/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah-oleh-mardiya/
Jonathan
Sarwono.2010.”Pintar Menulis Karya Ilmiah
– Kunci Sukses dalam Menulis Ilmiah”. Dalam http://books.google.co.id/books?id=kaKXKr0hQ80C&pg=PR7&dq=pengertian+penulisan+ilmiah&hl=en&sa=X&ei=X7MpU7DaNsjYigfswoC4Dg&ved=0CDkQ6AEwAg#v=onepage&q=pengertian%20penulisan%20ilmiah&f=false
Dwi
Kartika.2014.”Penalaran Metode Ilmiah
Dalam Kaitannya Dengan Penulisan Ilmiah”. Dalam http://dwikartikasari-18211665.blogspot.com/2014/03/penalaran-metode-ilmiah-dalam-menjawab.html
Nadia
Pucino.2012.”Penulisan Ilmiah”. Dalam
http://nadiaputri-pucino.blogspot.com/2012/10/penulisan-ilmiah.html
Dyah
Retno.2014.”Konsep Penalaran Ilmiah Dalam
Kaitannya dengan Penulisan Ilmiah”. Dalam http://cieloajjah.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-kaitannya.html
0 komentar:
Posting Komentar