IDENTITAS
BUKU
Judul : Cinta. (baca: cinta dengan titik)
Penulis : Bernard Batubara
Penulis : Bernard Batubara
Editor : Widyawati Oktavia
Proofreader
:
Elly Afriani
Penata
Letak : Wahyu Suwarni & Irene Yunita
Ilustrator
Isi : Lia Natalia
Desainer
Sampul : Gita Mariana
Penerbit : Bukune
Penerbit : Bukune
Tebal : vi + 318 hlm; 13 x 19 cm
Terbit : Cetakan pertama, Agustus 2013
Genre : Romance
ISBN : 602-220-109-8
Terbit : Cetakan pertama, Agustus 2013
Genre : Romance
ISBN : 602-220-109-8
Text
Bahasa : Bahasa Indonesia
Latar
Belakang Pengarang
Berbard Batubara yang biasa di panggil Bara. Lahir di pontianak,
9 Juli 1989. Giat menulis mulai pertengahan 2007. Sejak saat itu, beberapa
tulisannya berupa puisi dan cerpen dimuat di majalah seni, koran lokal dan
nasional, dan web sastra. Menulis di antologi Teka-teki tentang Tubuh dan
Kematian (2010), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2010), Percakapan Lingua Franca
(2011), Tuah Tara No Ate (2011), Mata (2012), Radio Galau FM : Fans Stories
(2012), Empat Cangkir Kenangan (2012), Cerita Hati (2012), dan Singgah (2013)
Buku tunggalnya Angsa-Angsa Ketapang (2010), Radio Galau FM:
Frekuensi Patah Hati & Cinta yang Kandas (2012), Kata Hati (2012), dan
Milana (2013).
Radio Galau FM dan Kata Hati diangkat ke layar lebar oleh Rapi
Films.
Sinopsis
"Mengapa cinta membuatku mencintaimu, ketika pada saat yang
sama kau mencintai orang yang bukan aku?
Ketika telah membuka hati, aku pun harus bersiap kehilangan
lagi. Apakah setelah cinta memang harus selalu ada air mata dan luka hati?
Kalau begitu, bagaimana jika kita bicarakan satu hal saja. Cinta. Tanpa ada yang lain setelahnya. Kita
lihat ke mana arahnya bermuara."
Selama ini Nessa hanya hidup dengan sang Ayah. Kepergian ibunya
yang lebih memilih lelaki lain ketimbang sang Ayah, menorehkan luka tersendiri
di hati Nessa. Bahkan, hingga kini, Nessa tidak sedikit pun tertarik untuk
menjalin hubungan dengan seorang lelaki.
Suatu hari, takdir mempertemukannya dengan Demas. Tak disangka,
Demas mengajak Nessa untuk bekerja di perusahaan miliknya. Kesukaan Nessa
terhadap dunia tulis-menulis pun menuntunnya untuk menerima tawaran itu.
Namun, yang terjadi kemudian benar-benar di luar kehendak dan
dugaan Nessa. Sebuah kejadian mengubah segalanya. Menyentuh relung hati Nessa
yang selama ini tertutup untuk lelaki mana pun. Membuka gelenyar aneh dalam
dada Nessa yang membuat ia selalu saja memikirkan Demas.
Sayangnya, Demas sudah milik orang lain. Nessa ingin sekali
menolak perasaannya terhadap Demas. Namun, tidak dengan cinta itu sendiri.
Cinta itu tetap bertahan di dalam hati Nessa meski jalan yang Nessa tempuh
merupakan jalan yang ia benci. Jalan yang mengingatkan Nessa pada sang Ibu yang
telah meninggalkannya.
Inikah cinta yang harus Nessa jalani? Cinta yang tak bisa dibendung, tetapi terasa
menyakitkan jika harus disebut dengan orang ketiga. Apalagi setiap dia mengingat betapa bencinya
dia kepada orang ketiga yang merebut kebahagian dalam sebuah hubungan yang
telah genap, orang ketiga yang menghancurkan keluarganya. Ketakutan akan cinta
yang mungkin hanya sementara juga ikut menghantui. Apakah cinta bisa menjadi
pembenaran dalam hal yang salah (menghancurkan hubungan dua orang yang sudah
berlangsung)? Kehilangan sahabat, kekecewaan di mata ayahnya menjadi sebuah
pukulan hebat yang harus dia alami. Apakah bisa pada akhirnya waktu dan jarak
yang menjawab semuanya.
*****
Novel ini mencoba menjawab apakah orang ketiga adalah pihak yang
paling salah. Apakah cinta itu salah? Saya suka novel ini karena tokoh utama
tetap berjuang menggunakan logika walau cinta menguasai hati.
Cinta. (baca: cinta dengan titik) adalah karya terbaru dari
Bernard Batubara, penulis novel Kata Hati dan antologi Cerita Hati. Novel
terbitan Bukunè ini begitu mempermainkan perasaan pembaca melalui alur
ceritanya. Di dalamnya, terdapat kisah cinta yang menyentuh hati, tetapi juga
menyakitkan untuk dirasakan. Ada keraguan, ketakutan, kekecewaan, dan
kebahagiaan. Cinta memang akan selalu
menemukan jalan bagi kebahagiaannya. Meski jalan yang harus dilalui terjal dan
berliku, cinta akan tetap bersemayam di hati mereka yang merasakannya.
Mengharukan dan menyentuh perasaan untuk dibaca!
Analisis Unsur Intrinsik
Tema : Percintaan
Latar :
Pontianak, Cafe Artemy, Solo, Kereta Api, Kantor,
Rumah, Gerai Kopi, Jogja
Alur : Maju
Tokoh :
Nessa Eswari Moe, Ademas Kusuma Waluyo, Endru
Garnusa Rivai, Ayah, Bian,
Perwatakan : 1) Nessa orang yang cuek, tidak suka warna pink,
suka
menulis.
2) Demas orang yang romantis, pecinta
seni
3)
Endru orang yang bertingkah semaunya sendiri,
playboy, peduli
4)
Ayah orang yang bijaksana, suka membaca dan
menulis,
suka bercanda
5) Bian orang yang lucu, dan nyentrik.
Sudut Pandang : Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu
Amanat : Cinta yang baik adalah ketika kita tidak
merebut
kebahagiaan orang lain dan
mencari kebahagiaan kita
sendiri.
Analisis Unsur Ekstrinsik
- · Nilai Moral :
Mendengarkan nasihat orang tua lebih baik sebelum melakukan hal
yang mungkin akan merugikan.
- · Nilai Sosial :
Walaupun keadaan ekonomi keluarga sedang tidak baik, akan lebih
baik jika kita terus berusaha dan mencoba mencari pekerjaan yang baik. Walaupun
melelahkan.
- · Nilai Budaya :
Menambah pengetahuan kita tentang budaya pertunjukan sendratari
di Solo
Keunggulan Novel
- Pemilihan judul yang unik. Cinta dengan titik. Kalau saja tidak ada titik-nya, judulnya akanlah sangat biasa.
- Didukung oleh sampulnya yang bagus. Warna hitam putih, berhiaskan doodle dengan bentuk hati di tengahnya yang bertuliskan kata 'Cinta.'
- Ditambah Ilustrasi menariknya di beberapa halaman menambah nilai plus tersendiri yang memang berhubungan dengan isi cerita.
- Dilihat dari segi bahasanya sangat menarik, lugas, dan tidak kaku. Jenis kata dan kalimat yang dipilih cukup bagus dan tidak rumit untu dipahami.
- Banyak puisi dan kata-kata mutiara yang tertuang dalam novel ini menjadi nilai plus.
- Novel ini tidak hanya menceritakan tentang percintaan, tapi juga seni, kuliner, dan pariwisata dari berbagai kota yang diceritakan, mulai dari kota Pontianak, Jogja, Solo, dan Surabaya.
Kekurangan Novel
- Saya masih mendapati beberapa typo dalam novel ini, begitu pun dengan kejanggalan lain.
- ·Ceritanya ketebak dari awal sampai akhir. Kesannya terlalu dipaksakan untuk happy ending tanpa harus menyakiti siapa pun.
- · Alur ceritanya terasa lambat dan menurut saya bertele-tele
- Tokoh utama digambarkan sebagai orang yang sadar melakukan kesalahan, tapi tetap melakukannya atas alasan cinta. Maaf, itu terasa labil untuk saya
Kesimpulan
Setelah
membaca keseluruhan cerita dalam novel ini, kesimpulan yang saya dapat adalah
novel ini sangat baik untuk di publikasikan dan di baca. Karena dapat menambah
pengetahuan tentang beberapa tempat dan budaya serta dapat menghibur. Dan ceritanya
seperti kehidupan sehari – hari yang biasa kita jumpai. Novel ini menegaskan
bahwa cinta itu datang tanpa rencana tanpa pernah kita duga. Bukan kita pemilik
hati ini, bukan kita yang menentukan kepada siapa kita akan jatuh cinta. Yang
bisa kita lakukan hanya mengelola cinta yang ada agar tidak melukai diri
sendiri bahkan orang lain. Agar cinta tidak menjadi alasan seseorang melakukan
hal yang sebenarnya salah menjadi benar.
0 komentar:
Posting Komentar