Selasa, 03 Juni 2014

Resensi Novel Cinta. (baca: cinta dengan titik)






IDENTITAS BUKU

Judul                  :    Cinta. (baca: cinta dengan titik)
Penulis               :    Bernard Batubara
Editor               :    Widyawati Oktavia
Proofreader      :    Elly Afriani
Penata Letak    :    Wahyu Suwarni & Irene Yunita
Ilustrator Isi       :    Lia Natalia
Desainer Sampul   :    Gita Mariana
Penerbit             :    Bukune
Tebal                 :    vi + 318 hlm; 13 x 19 cm
Terbit                :    Cetakan pertama, Agustus 2013
Genre                 :    Romance
ISBN                :    602-220-109-8
Text Bahasa    :    Bahasa Indonesia

Latar Belakang Pengarang
Berbard Batubara yang biasa di panggil Bara. Lahir di pontianak, 9 Juli 1989. Giat menulis mulai pertengahan 2007. Sejak saat itu, beberapa tulisannya berupa puisi dan cerpen dimuat di majalah seni, koran lokal dan nasional, dan web sastra. Menulis di antologi Teka-teki tentang Tubuh dan Kematian (2010), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2010), Percakapan Lingua Franca (2011), Tuah Tara No Ate (2011), Mata (2012), Radio Galau FM : Fans Stories (2012), Empat Cangkir Kenangan (2012), Cerita Hati (2012), dan Singgah (2013)
Buku tunggalnya Angsa-Angsa Ketapang (2010), Radio Galau FM: Frekuensi Patah Hati & Cinta yang Kandas (2012), Kata Hati (2012), dan Milana (2013).
Radio Galau FM dan Kata Hati diangkat ke layar lebar oleh Rapi Films.



Sinopsis
"Mengapa cinta membuatku mencintaimu, ketika pada saat yang sama kau mencintai orang yang bukan aku?
Ketika telah membuka hati, aku pun harus bersiap kehilangan lagi. Apakah setelah cinta memang harus selalu ada air mata dan luka hati?
Kalau begitu, bagaimana jika kita bicarakan satu hal saja.  Cinta. Tanpa ada yang lain setelahnya. Kita lihat ke mana arahnya bermuara."

Selama ini Nessa hanya hidup dengan sang Ayah. Kepergian ibunya yang lebih memilih lelaki lain ketimbang sang Ayah, menorehkan luka tersendiri di hati Nessa. Bahkan, hingga kini, Nessa tidak sedikit pun tertarik untuk menjalin hubungan dengan seorang lelaki.
Suatu hari, takdir mempertemukannya dengan Demas. Tak disangka, Demas mengajak Nessa untuk bekerja di perusahaan miliknya. Kesukaan Nessa terhadap dunia tulis-menulis pun menuntunnya untuk menerima tawaran itu.
Namun, yang terjadi kemudian benar-benar di luar kehendak dan dugaan Nessa. Sebuah kejadian mengubah segalanya. Menyentuh relung hati Nessa yang selama ini tertutup untuk lelaki mana pun. Membuka gelenyar aneh dalam dada Nessa yang membuat ia selalu saja memikirkan Demas.
Sayangnya, Demas sudah milik orang lain. Nessa ingin sekali menolak perasaannya terhadap Demas. Namun, tidak dengan cinta itu sendiri. Cinta itu tetap bertahan di dalam hati Nessa meski jalan yang Nessa tempuh merupakan jalan yang ia benci. Jalan yang mengingatkan Nessa pada sang Ibu yang telah meninggalkannya.
Inikah cinta yang harus Nessa jalani?  Cinta yang tak bisa dibendung, tetapi terasa menyakitkan jika harus disebut dengan orang ketiga.  Apalagi setiap dia mengingat betapa bencinya dia kepada orang ketiga yang merebut kebahagian dalam sebuah hubungan yang telah genap, orang ketiga yang menghancurkan keluarganya. Ketakutan akan cinta yang mungkin hanya sementara juga ikut menghantui. Apakah cinta bisa menjadi pembenaran dalam hal yang salah (menghancurkan hubungan dua orang yang sudah berlangsung)? Kehilangan sahabat, kekecewaan di mata ayahnya menjadi sebuah pukulan hebat yang harus dia alami. Apakah bisa pada akhirnya waktu dan jarak yang menjawab semuanya.

*****
Novel ini mencoba menjawab apakah orang ketiga adalah pihak yang paling salah. Apakah cinta itu salah? Saya suka novel ini karena tokoh utama tetap berjuang menggunakan logika walau cinta menguasai hati.
Cinta. (baca: cinta dengan titik) adalah karya terbaru dari Bernard Batubara, penulis novel Kata Hati dan antologi Cerita Hati. Novel terbitan Bukunè ini begitu mempermainkan perasaan pembaca melalui alur ceritanya. Di dalamnya, terdapat kisah cinta yang menyentuh hati, tetapi juga menyakitkan untuk dirasakan. Ada keraguan, ketakutan, kekecewaan, dan kebahagiaan. Cinta memang  akan selalu menemukan jalan bagi kebahagiaannya. Meski jalan yang harus dilalui terjal dan berliku, cinta akan tetap bersemayam di hati mereka yang merasakannya. Mengharukan dan menyentuh perasaan untuk dibaca!

Analisis Unsur Intrinsik
Tema                  : Percintaan
Latar                   : Pontianak, Cafe Artemy, Solo, Kereta Api, Kantor,
  Rumah, Gerai Kopi, Jogja
Alur                     : Maju
Tokoh                : Nessa Eswari Moe, Ademas Kusuma Waluyo, Endru
  Garnusa Rivai, Ayah, Bian,
Perwatakan       :  1)  Nessa orang yang cuek, tidak suka warna pink, suka
        menulis.
2) Demas orang yang romantis, pecinta seni
3)  Endru orang yang bertingkah semaunya sendiri,
      playboy, peduli
4)  Ayah orang yang bijaksana, suka membaca dan
 menulis, suka bercanda
     5) Bian orang yang lucu, dan nyentrik.
Sudut Pandang  :  Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu
Amanat              :   Cinta yang baik adalah ketika kita tidak merebut
     kebahagiaan orang lain dan mencari kebahagiaan kita
    sendiri.



Analisis Unsur Ekstrinsik

  • ·        Nilai Moral :

Mendengarkan nasihat orang tua lebih baik sebelum melakukan hal yang mungkin akan merugikan.

  • ·        Nilai Sosial :

Walaupun keadaan ekonomi keluarga sedang tidak baik, akan lebih baik jika kita terus berusaha dan mencoba mencari pekerjaan yang baik. Walaupun melelahkan.

  • ·        Nilai Budaya :

Menambah pengetahuan kita tentang budaya pertunjukan sendratari di Solo

Keunggulan Novel

  • Pemilihan judul yang unik. Cinta dengan titik. Kalau saja tidak ada titik-nya, judulnya akanlah sangat biasa.

  • Didukung oleh sampulnya yang bagus. Warna hitam putih, berhiaskan doodle dengan bentuk hati di tengahnya yang bertuliskan kata 'Cinta.'

  • Ditambah Ilustrasi menariknya di beberapa halaman menambah nilai plus tersendiri yang memang berhubungan dengan isi cerita.

  •  Dilihat dari segi bahasanya sangat menarik, lugas, dan tidak kaku. Jenis kata dan kalimat yang dipilih cukup bagus dan tidak rumit untu dipahami.

  •  Banyak puisi dan  kata-kata mutiara yang tertuang dalam novel ini menjadi nilai plus.

  • Novel ini tidak hanya menceritakan tentang percintaan, tapi juga seni, kuliner, dan pariwisata dari berbagai kota yang diceritakan, mulai dari kota Pontianak, Jogja, Solo, dan Surabaya.


Kekurangan Novel

  • Saya masih mendapati beberapa typo dalam novel ini, begitu pun dengan kejanggalan lain.

  • ·Ceritanya ketebak  dari awal sampai akhir.  Kesannya terlalu dipaksakan untuk happy ending tanpa harus menyakiti siapa pun.

  • ·  Alur ceritanya terasa lambat dan menurut saya bertele-tele

  • Tokoh utama digambarkan sebagai orang yang sadar melakukan kesalahan, tapi tetap melakukannya atas alasan cinta. Maaf, itu terasa labil untuk saya


Kesimpulan
Setelah membaca keseluruhan cerita dalam novel ini, kesimpulan yang saya dapat adalah novel ini sangat baik untuk di publikasikan dan di baca. Karena dapat menambah pengetahuan tentang beberapa tempat dan budaya serta dapat menghibur. Dan ceritanya seperti kehidupan sehari – hari yang biasa kita jumpai. Novel ini menegaskan bahwa cinta itu datang tanpa rencana tanpa pernah kita duga. Bukan kita pemilik hati ini, bukan kita yang menentukan kepada siapa kita akan jatuh cinta. Yang bisa kita lakukan hanya mengelola cinta yang ada agar tidak melukai diri sendiri bahkan orang lain. Agar cinta tidak menjadi alasan seseorang melakukan hal yang sebenarnya salah menjadi benar.

0 komentar:

Posting Komentar