Difusi merupakan suatu proses
komunikasi antara warga masyarakat (anggota system sosial), dengan menggunakan
saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Komunikasi dalam definisi ini adalah
terjadinya saling tukar informasi (hubungan timbal balik), antar beberapa
individu secara spontan. Dengan adanya komunikasi ini akan terjadi kesamaan
pendapat antar warga masyarakat tentang/dialam komunikasi tersebut terdapat
suatu informasi terbaru (inovasi)
Inovasi ( innovation ) sering
diterjemahakan segala hal yang baru atau pembaharuan ( S. Wojowasito, 1972 ).
Selain pendapat tersebut, tidak jarang juga yang mengartikan inovasi sama
seperti modernisasi. Ada juga yang berpendapat bahwa inovasi merupakan ide,
praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia
atau unit adopsi lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke
seluruh masyarakat dalam pola yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok
orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka mendengar inovasi
tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama
untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak
diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu dikatakan exploded atau meledak.
Elemen Dasar dalam Proses Penyebaran
Rogers mengemukakan ada 4 elemen
pokok difusi inovasi, yaitu: (1) inovasi,
(2) saluran komunikasi, (3) jangka waktu, dan (4) warga masyarakat (anggota
sistem sosial). Untuk jelasnya setiap
elemen diurakan sebagai berikut:
A. Inovasi
Inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai suatu
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi
diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu
ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep
‘baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
B. Saluran Komunikasi
Suatu proses dimana
partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai
suatu pemahaman bersama. Jadi komunikasi dalam proses difusi adalah, upaya
mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah
mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut kepada
seorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai
inovasi itu melalui saluran komunikasi tertentu. Sedangkan saluran komunikasi
adalah ‘alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada
penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. tujuan diadakannya komunikasi
b. karakteristik penerima.
Jika komunikasi
dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan
tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien,
adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap
atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat
adalah saluran interpersonal.
C. Jangka Waktu
Proses keputusan
inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau
menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan
dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam :
a. proses pengambilan keputusan inovasi
b. keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima
inovasi.
c. kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
D. Sistem Sosial
Kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama
untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Anggota system
social dapat individu, kelompok-kelompok informal, organisasi, dan sub system
yang lain. Proses difusi dalam kaitannya adengan sistem sosial ini dipengaruhi
oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe
keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi. Contoh sistem sosial diantaranya petani di pedesaan, dosen dan
pegawai di perguruan tinggi, kelompok dokter di rumah sakit dan masih banyak
lagi yang lainnya. Dengan demikian maka system
social merupakan ikatan bagi anggotanya dalam melakukan kegiatan artinya
anggota tentu saling pengertian dan hubungan timbal balik. Jadi system social
mempengaruhi proses difusi inovasi, karena proses difusi inovasi terjadi dalam
system social, maka jelaslah bahwa individu akan terpengaruh oleh system social
dalam menghadapi suatu inovasi. Berbeda system social akan berbeda pula proses
difusi inovasi, walaupun mungkin dikenalkan dan diberi fasilitas dengan cara
dan perlengkapan yang sama.
Pengaplikasian Definisi dari
Inovasi
Dalam kehidupan sehari-hari
banyak contoh konkret dari penerapan difusi inovasi seperti contoh yang
fenomenal yaitu keberhasilan Pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan program
Keluarga Berencana (KB). Dalam program tersebut, suatu inovasi yang bernama
Keluarga Berencana, dikomunikasikan melalui berbagai saluran komunikasi baik
saluran interpersonal maupun saluran komunikasi yang berupa media massa, kepada
suatu sistem sosial yaitu seluruh masyarakat Indonesia. Dan itu terjadi dalam
kurun waktu tertentu agar inovasi yang bernama Keluarga Berencana tersebut dapat
dimengerti, dipahami, diterima, dan diimplementasikan (diadopsi) oleh
masyarakat Indonesia. Program Keluarga Berencana di Indonesia dilaksanakan
dengan menerapkan prinsip difusi inovasi. Ini adalah contoh difusi inovasi,
dimana inovasinya adalah suatu ide atau program kegiatan, bukan produk.
Contoh
lain adalah strategi percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian.
Dan hampir semua inovasi, apakah berupa ide atau produk,
memerlukan proses difusi seperti dijelaskan di atas agar bisa diadopsi. Contoh,
traktor agar petani bisa berpindah dari pola tradisional ke pola pertanian
modern. Metode pembelajaran aktif agar guru berpindah dari metode pendidikan
tradisional ke metode pendidikan modern. Kompor gas, agar para ibu rumah tangga, bahkan di pedesaan
dapat berpindah dari pola kompor minyak atau kayu ke kompor gas. Semuanya
membutuhkan proses difusi yang melibatkan teknik komunikasi tertentu agar dapat
diterima oleh suatu sistem sosial tertentu. Semua inovasi, memiliki
karakteristik yang berbeda baik dari sisi inovasinya itu sendiri maupun sistem
sosial dimana inovasi tersebut akan diberlakukan. Oleh karena itu, pendekatan
komunikasi yang harus digunakan juga akan berbeda satu sama lain. Disinilah
tantangannya bagi agen pemasaran produk dan jasa (inovasi) tertentu.
Lima
Karakteristik yang dihubungkan dengan Produk
Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi:
1) keunggulan relatif (relative advantage),
2) kompatibilitas (compatibility),
3) kerumitan (complexity),
4) kemampuan diuji cobakan (trialability) dan
5) kemampuan diamati (observability).
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih
baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa
segi, seperti segi eknomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain.
Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat
inovasi tersebut dapat diadopsi.
Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten
dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi.
Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan
mudah sebagaimana halnya dengan
inovasi yang sesuai (compatible).
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit
untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah
dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya.
Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu
inovasi dapat diadopsi.
Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat
diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting
sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi,
suatu inovasi sebaik-nya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya.
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat
terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu
inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut
mengadopsi.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility);
kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil
kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.
Pentingnya
Arti Sebuah Penyebaran
Dalam proses penyebaran inovasi timbul masalah yakni
bagaimana caranya untuk mempercepat diterimanya suatu inovasi oleh masyarakat
(sasaran penyebaran inovasi). Untuk
mengatasai hal tersebut maka para ahli mengusulkan suatu proses yang disebut
difusi (difusi inovasi). Difusi ialah
proses komunikasi inovasi antar warga masyarakat (anggota system social) dengan
menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Jadi, difusi dapat
dikatakan salah satu tipe dari komunikasi yang memiliki ciri pokok yaitu pesan
yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovatif). Untuk lebih mempercepat
proses penyebaran inovasi diperlukan suatu diseminasi. Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi
yang direncanakan, diarahkan dan dikelola.
Adopsi
dan saluran Komunikasi dalam proses Difusi
Difusi didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu
selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat
dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide
baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebaai suatu jenis perubahan
sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
sistem sosial.
Proses
difusi adalah memperhatikan terhadap dimensi umum bagaimana
kecepatan inovasi-bagaimana proses difusi tersebut berasimilasi-dalam sebuah
pasar. Lebih tepatnya, proses difusi adalah proses dimana penerimaan sebuah
inovasi (produk baru, pelayanan baru, pendapat baru, kegiatan baru) yang cepat
oleh komunikasi (media massa, salesperson, percakapan informal) terhadap
masyarakat sebuah sistem sosial (target pasar) selama satu periode tertentu.
Membangun
Profil Konsumen yang Menyukai Produk Baru
1) Berani
mengambil risiko
Risiko menjadi faktor yang
ditempatkan paling depan dalam memulai bisnis. Nana menerapkan hal ini dalam
menjalani usahanya. Membawa 50 item lapTopper dalam pameran di Singapura,
dengan harapan pasar menyukai produk baru ini, memberikan hasil yang tak
terduga sebelumnya. Meski begitu, Nana tetap mengedepankan risiko, dan siap
menerima jika ternyata produk tak menarik minat pasar. Nyatanya, orisinalitas
dan kesiapan atas risiko justru membuat produk semakin laris dan mendapat
pelanggan tetap dari satu kali pameranini.
2) Intensitas waktu
Merintis bisnis dengan produk
baru dikenal pasar butuh perhatian khusus. Perlu satu tahun bagi Nana untuk
memperkenalkan produk. Orisinalitas dan kemampuan pebisnis menangkap kebutuhan
dan peluang pasar memang memegang peranan, hingga akhirnya permintaan lapTopper
semakin tinggi. Kapasitas produksi pun bisa mencapai 2.000 item. Konsisten pada
bisnis dari segi waktu dan komitmen menentukan keberhasilan bisnis.
3) Fokus
pada bisnis yang sedang dibangun
Keterlibatan langsung pemilik
dalam membangun bisnis menjadi kunci penting. Nana bersama suaminya fokus
penuh, mulai dari pengenalan produk, menjual langsung di setiap pameran, hingga
pada pengembangan produk kepada konsumen lebih besar, personal, maupun
korporasi. Karyawan tetap dibutuhkan dalam kaitannya dengan produksi dan proses
pengiriman barang. Namun terkait dengan manajemen bisnis, keuangan dan produk,
pemilik perlu terjun langsung pada tahap pengembangan awal bisnis.
4) Aktif berpromosi
Mengikuti berbagai ajang promosi,
seperti pameran atau bentuk kerjasama lainnya, sangat menunjang keberhasilan
produk menjaring pasar. Pebisnis perlu mengambil risiko, meski dibutuhkan biaya
tak sedikit untuk promosi. Nilai lebih dari produk orisinal adalah daya jual
yang tinggi. Biaya tinggi yang dikeluarkan untuk promosi ke luar negeri,
misalkan, adalah risiko yang harus ditempuh. Yakini bahwa produk dibutuhkan
konsumen, dan mampu menarik minat pasar.
5) Membangun trust dengan
pelanggan
Kepercayaan konsumen muncul dari
bagaimana cara pebisnis membangun relasi. Hal utamanya terletak pada kepuasan
atas produk tersebut, dan pelayanan dari pemilik usaha. Nana meyakini,
pengiriman tepat waktu, dan pemilik selalu siap merespons permintaan kapan pun,
menjadi kunci penting membangun kepercayaan. Pebisnis juga perlu memahami apa
yang diinginkan pelanggan. Komunikasi yang baik juga menentukan bagaimana
kepercayaan terbangun dengan relasi bisnis.
Sumber :
1 komentar:
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
Posting Komentar