Jumat, 13 Desember 2013

DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN



KELOMPOK RUJUKAN
Kelompok Referensi (Reference Group) atau Kelompok Rujukan atau Kelompok Acuan merupakan sekelompok orang yang dianggap memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain secara langsung ataupun tidak langsung, dan dianggap sebagai pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum/khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.

Kelompok referensi memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku, dan kelompok ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.

KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Menurut James F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
1.   Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2.   Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku.
3.   Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.


Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan:
1.   Banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota keluarga lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli keluarga, denga kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan, dan masih banyak lagi contohnya.

2.   Bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya.
Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orangtua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialokasikan untuk keinginan individual mereka.
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
·        Variable sosiologis yang mempengaruhi keluarga
Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat dimengerti denganlebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosilogis seperti kohesi, kemamampuan beradaptasi dan komunikasi.
·        Keputusan pembelian keluarga
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksiakan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan.
·        Peran individu dalam pembelian keluarga
Kebutuhan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peran-peran ini mungkin dipegang oleh suami , istri, anak, atau anggota lain dalm rumah tangga.
1.   Penjaga pintu ( gatekeeper) : inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk.
2.   Pemberi pengaruh (influencer ) : individu yang opininya dicari dalam pembelian produk.
3.   Pengambil keputusan  (decider) : orang yang mempunyai wewenang/kekuasaan keuangan.
4.   Pembeli (buyer) : orang bertindak sebagai agan pembeli
5.   Pemakai (user) : orang yang mengguanakan produk
·        Prilaku peran (role behavior)
Peran instrumental, yang digunakan sebagai peran fungsional atau ekonomi, melibatkan aspek keluarga, kerakter performansi, dan sifat “fungsional” lain seperti  kondisi pembelian.
·        Peran pasangan hidup dalam keputusan pembelian
Keputusan konsumsi dipegaruhi oleh jenis keluarga dimana individu menjadi anggota.
·        Menurunya perbedaan jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin walaupun ada gerakan menjauh dari mendominasi peranjenis kelamin,masih ada beberapa produk dan dalam beberapa situasi.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIAN
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.

Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, dimana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.
Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.

Keluarga berubah bersama waktu,  melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus kehidupan keluarga (SKK).
1.   Tahap Single
Walaupun pendapatan relatif rendah, mereka menjadi sasaran dari sedikit permintaan yang kaku, maka konsumen di dalam tahap ini umumnya memiliki pendapatan bebas yang besar. Sebagian dari pendapatan ini digunakan untuk membeli mobil dan peralatan dasar serta peralatan untuk tempat tinggal mereka yang pertama jauh dari rumah --- biasanya sebuah apartemen.
2.   Pasangan yang baru menikah
Pasangan yang baru menikah dan tanpa anak biasanya lebih kaya secara financial daripada sebelumnya dan pada masa datang yang tidak terlalu lama lagi karena istri biasanya bekerja. Keluarga pada tahap ini juga membelanjakan sebagian besar dari pendapatan mereka untuk mobil, busana, liburan, dan kegiatan waktu senggang lain. dan tampaknya lebih rentan terhadap iklan didalam tahap ini.
3.   Sarang lengkap I (Full nest I)
Dengan adanya anak pertama, beberapa istri berhenti bekerja diluar rumah, dan sebagai akibat pendapatan keluarga menurun. Pada saat yang sama, anak kecil menimbulkan masalah baru yang mengubah cara keluarga membelanjakan pendpatannya. Kebutuhan ini mengurang tabungan keluarga dan suami serta istri kerap merasa tidak puas dengan posisi keuangan mereka.
4.   Sarang lengkap II (Full Nest II)
Pada tahap ini, anak terkecil berusia 6 tahun atau lebih, pendapatan suami membaik, dan istri kembali bekerja dirumah. Akibatnya, posisi keuangan keluarga biasanya meningkat.
5.   Sarang lengkap III (Full Nest III)
Sementara keluarga bertambah tua, posisi keuangannya biasanya terus membaik karena pendapatan suami bertambah, istri kembali bekerja atau mendapat gaji lebih tinggi dan anak-anak mendapatkan uang dari kerja sambilan.
6.   Sarang Kosong I (Empty Nest I)
Pada tahap ini keluarga paling puas dengan posisi keuangan mereka dan jumlah uang yang ditabung karena pendapatan terus bertambah dan anak-anak sudah meninggalkan rumah dan tidak lagi bergantung kepada orang tua mereka dalam hal keuangan.
7.   Sarang Kosong II (Empty Nest II)
Pada waktu ini, kepala rumah tangga sudah pensiun sehingga pasangan tersebut biasanya menderita penurunan nyata dalam pendapatan. Pengeluaran menjadi lebih berorientasi pada kesehatan.
8.   Orang yang Bertahan Sendiri (Solitary Survivor)
Bila masih bekerja, orang yang bertahan ini masih menikmati pendapatan yang besar.
9.   Orang yang Bertahan Sendiri dan Sudah Pensiun (Retired Solitary Survivor)
Orang yang bertahan sendiri dan sudah pensiun mengikuti pola konsumsi umum yang sama kecuali pada skala yang lebih rendah karena penurunan pendapatan. Selain itu, individu ini mempunyai kebutuhan khusus akan perhatian, kasih sayang dan keamanan.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA TRADISIONAL
Siklus Hidup Keluarga Model Tradisional
Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:
·        Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
·        Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang baru menikah.
·        Tahap III: Parenthood
Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
·        Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
·        Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan sudah meninggal.

STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
Tipe keluarga modern adalah bentuk keluarga yang mengikuti perkembangan jaman atau peradaban yang baru sebagai dampak dari penyesuaian-penyesuaian terhadap hal-hal baru dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Umumnya saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang berhubungan dengan peran mulai berubah karena masyarakat saat ini semakin beragam.  Hal ini diakibatkan oleh beberapa sebab, diantaranya:
1.   Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun.
2.   Orang tua tunggal meningkat karena adanya perceraian.
3.   Orang berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo.
4.   Karena perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah.
5.   Status perceraian relative biasa.
Salah satu cara berpikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial dalam keluarga yaitu karena suatu masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik itu fisik maupun sosial atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat. Dalam usaha untuk mengkaji masalah tipe keluarga modern saat ini, maka suatu hal yang sangat relevan untuk dipikirkan adalah industrialisasi dan keluarga dimana terjadi perubahan struktur dari masyarakat yang agraris menjadi industrialis.

PERANAN WANITA YANG BERUBAH
Dengan berkembangnya IPTEK, seorang perempuan yang dulu hanya seorang ibu rumah tangga yang hanya mengurusi pekerjaan rumah, sekarang banyak perempuan-perempuan yang sudah bergelar sarjana dan bekerja diberbagai bidang atau sektor baik jasa, perdagangan dan lainnya. Mereka sudah tidak lagi hanya bekerja di rumah dan mengurusi keluarga saja tapi juga merangkap dalam karir diberbagai bidang.

PERANAN PRIA YANG BERUBAH (CHANGING MASCULINE ROLE)
Wanita ataupun pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk :
·        Budaya psikologis. Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen
·        Budaya sosial. Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA
Bila anda menyiapkan analisis pengaruh keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.
1.   Kerangka Proses-Keputusan.
Studi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pernyataan seperti “siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?” atau “siapa yang mengambil keputusan ?
Namun, bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan. Sebuah contoh dari metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk mengukur pengaruh keluarga :
·        Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
·        Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative pembelian?
·        Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?
·        Siapa yang membuat pembelian actual terhadap produk?
Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenia pengaruh relative mereka untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertnyaan gagal menanyakan tentang tahap-tahap keputusan.
2.   Kategori Sturktur-Peran. 
Kategori struktur peran yang relevan dalam proyek penelitian bergantung kepada produk atau jasa tertentu yang tengah dipertimbangkan, tetapi dalam banyak kategori produk, hanya suami dan istri yang terlibat. Di dalam kategori lain, adalah berguna untuk mengukur jumlah pengaruh di8 dalam peranan yang berbeda. Spiro mendapatkan bahwa strategi pengaruh atau bujukan bergantung pada beberapa variabel, khususnya tahap di dalam siklus kehidupan dan gaya hidup. Anak terlibat dalam banyak jenis situasi pembelian, tetapi sifat pengaruh mereka kerap diabaikan.
3.   Bias Pewawancara. 
Jenis kelamin pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang menurut suami dan istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk mengatasi bias ini harus digunakan kuesioner yang dikerjakan sendiri atau jenis kelamin pengamat harus diatur secara acak untuk responden.
4.   Seleksi Responden . 

IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN
Keluarga sangat penting dalam studi perilaku konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh utama pada sikap perilaku individu.

Pemasar perlu berkomunikasi dengan pemegang masing-masing peranan yang ada di keluarga. Anak misalnya, adalah pemakai serealia, mainan, pakaian, dan banyak produk lain, tetapi mungkin bukan pembeli. Salah satu atau kedua orangtua mungkin merupakan pengambil keputusan dan membeli, walaupun anak mungkin penting sebgai pemberi pengaruh dan pemakai.

Peranan memberi pengaruh mungkin dipegang oleh orang yang paling ahli. Sebagai contoh, orangtua mungkin menjadi pengambil keputusan mengenai mobil mana yang mereka akan beli, tetapi remaja kerp memainkan peranan utama sebagai penjaga pintu informasi dan sebagai pemberi pengaruh karena pengetahuan yang lebih banyak mengenai unjuk kerja, cirri produk, atau norma social.


 Sumber   :
 








0 komentar:

Posting Komentar