Rabu, 30 April 2014

Teori-Teori Tentang Perbedaan Karangan



    A.       Pengertian karangan :

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.                

E. kosasih (2003: 26) karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan di artikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.

Widyamartajaya (1979: 9) mengatakan bahwa karangan merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.

Poerwordarmita (1984: 445) mengungkapkan karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil, dengan demikian pengertian karangan atau tulisan dapat kita batasi sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah. 


    B.   Ciri – Ciri Karangan yang Baik

1.      Berisi hal-hal yang bermanfaat
Karangan yang bisa memenuhi kebutuhan pembaca akan dapat penghargaan masyarakat. Sangat mungkin karangan itu tidak begitu mendalam, tetapi memberikan manfaat langsung bagi pembaca.
2.      Pengungkapan jelas
Pengungkapan yang jelas dapat ditandai dengan mudahnya sebuah karangan dicerna pembaca. Dengan pengungkapan yanh semakin jelas, sebuah tulisan akan semakin mudah diikuti.
3.      Penciptaan kesatuan dan pengorganisasian
Karangan yang mampu menciptakan kesatuan dan sekaligus terorganisasi dengan baik ditandai oleh mudahnya pembaca memahami karangan. Sebaiknya karangan langsung menjelaskan inti permasalahan dan tidak berbelit-belit.
4.      Efektif dan efisien
Yang dimaksud dengan efektif dan efisien  adalah pengungkapan suatu maksud dengan mengutamakan efisiensi dan efektifitas, yaitu dengan menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas, namun dapat menjangkau makna yang luas.
5.      Ketepataan penggunaan bahasa
Karangan yang baik juga ditentukan oleh penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan meningkatkan bobot karangan. Hal yang tercakup di dalamnya adalah kesanggupan pengarang untuk memenuhi berbagai kaidah berbahasa Indonesia secara tepat. Pembentukan kata, penyusunan kelompok kata, penyusunan kalimat, serta penguasaan ejaan dan tanda baca harus memadai.
6.      Ada variasi kalimat
Variasi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam karangan adalah penyusunan kalimat panjang dan pendek secara berselang-seling.
7.      Vitalitas
Karangan yang baik biasanya penuh tenaga dan kaya dengan potensi. Kandungan kekuatan dalam karangan itu menjadikan pembaca merasa bahwa si penulis hadir di dalam karangan yang ditulisnya.
8.      Cermat
Karangan yang baik memperahatikan masalah kecermatan. Hal-hal kecil, seperti titik dan koma tidak boleh dianggap sepele apalagi diabaikan. Kecermatan juga sangat diperlukan ketika memilih kata maupun menyusun kalimat.
9.      Objektif
Mengarang adalah mengungkapkan sesuatu secara jujur, tidak dimuati emosi, dan realistis. Pengungkapan harus runtut dan teratur. Selain itu, uraian harus mencerminkan bahwa pengarang benar-benar menguasai dan menghayati permasalahan yang diuraikannya.




C.       Karangan dibagi menjadi 2 jenis yaitu karangan ilmiah dan karangan non ilmiah.

KARYA ILMIAH
1.     Pengertian karangan ilmiah menurut para ahli adalah:
a.     Brotowidjoyo (1985: 8-9) mengatakan bahwa “karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis  menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”.
b.     Wahyu (2001: 61) mengatakan bahwa “suatu karangan dapat dikatakan ilmiah jika ia mengungkapkan suatu permasalahan dengan metode ilmiah”.
c.      Maryadi dalam Harun, dkk (2001: 14) mendefinisikan karya ilmiah yaitu “suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu permasalahan tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan”.
d.     Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan( yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan,kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan oranglain sebelumnya.(Dwiloka dan Riana, 2005:1-2).
e.   Salah satu dasar penggolongan karangan disebut oleh jones(1960), yang membagi karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah, berdasarkan fakta yang disajikan dalam karangan itu, yaitu fakta umum dan fakta pribadi.(Haryanto dkk, 2000:7) Penggolongan bisa pula dilakukan berdasarkan metodologi penulisanya, menjadi karangan ilmiah dan karangan tidak ilmiah. Bila karangan menyajikan fakta umum maupun pribadi, namun disajikan tidak dengan metoda yang baik dan benar maka disebut karangan yang tidak ilmiah(Haryanto dkk, 2000:7)
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah hasil penelitian atau pengkajian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang atau sebuah tim yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, etika keilmuan, memenuhi kaidah dan menurut metodolog penulisan yang baik dan benar agar mendapatkan kawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang ada.
Pada dasarnya dapat di tarik kesimpulan bahwa karya ilmiah merupakan karya hasil pengembangan berbagai macam ilmu yang menggunakan berbagai macam metode ilmiah baik dari kepustakaan , kumpulan pengalaman, penelitian hingga dengan mengacu pada pengetahuan atau pendapat oranglain sebelumnya, dan disajikan dengan sistematika yang berlaku dalam kepenulisan karangan ilmiah yang mutakir mennggunakan bahasa yang baku sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

2.     JENIS  KARANGAN  ILMIAH
a.     Artikel
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kadang-kadang kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif) mempengaruhi, menyakinkan (persuasif argumentatif), dan menghibur khalayak pembaca (Sumadiria, 2004:1 dalam buku Heri Juahari, 2009:137)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001:66), “Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya.” Artikel merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang paling sederhana (Heri Juahari, 2009:137)
b.     Resensi
Menurut Keraf (1997:274) dalam buku Heri Juahari, (2009:144). Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
c.      Makalah
Makalah adalah karya tulis yang bersifat resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan dimuka umum dalam suatu perhidangan yang sering disusun untuk diterbitkan (KBBI, 2001:700). Makalah merupakan karya ilmiah yang pendek dibanding karya-karya ilmiah lainnya (Heri Juahari, 2009:149)
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris objektif menurut Arifin (2003: 1) dalam buku Dwiloka dan Riana (2005:5).
d.     Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa strata satu (S1) sebagai salah satu syarat untuk medapatkan gelar sarjana Heri Juahari (2009:182). Skripsi merupakan salah satu syarat bagi mereka yang akan mendapatkan gelar akademik dalam salah satu bidang ilmu yang menjadi keahliannya dalam program studi yang dipilihnya (Bisri, 2003) dalam buku Heri Juahari, (2009:183). Skripsi menurut Arifin (2003:1) dalam buku Dwiloka dan Riana (2005:6) adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (obervasi lapangan, atau percobaan di laboratorium) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan).
e.     Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar magister (Heri Juahari, 2009:185). Menurut Arifin (2003:1) dalam buku Dwiloka dan Riana (2005:6) tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar magister (S2).
f.       Disertasi
Menurut Arifin (2003:1) dalam buku Dwiloka dan Riana (2005:7) disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci. Jika temuan orisinil ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).

3.     TUJUAN  KARYA  ILMIAH
a.     Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
b.     Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
c.      Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
d.     Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
e.     Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

4.     SYARAT  KARYA  ILMIAH
Berikut ini adalah syarat-syarat karya ilmiah :

1.     Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3.     Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4.   Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6.     Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

5.     MANFAAT  DARI  KARYA  ILMIAH
1.     Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan / kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
2. Menulis ilmiah memerlukan literatur, buku-buku ilmiah, kamus, ensiklopedia yang disusun tertib.
3.     Pada hakikatnya sebuah karangan ilmiah yaitu laporan tentang suatu kebenaran yang diperoleh dari hasil suatu penelitian.
4.     Dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukan sebuah jawaban.
5.     Karena didalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab landasan teori atau kerangka teoritis yang berfungsi memaparkan teori-teori para ahli serta mengomentari atau mengkritiknya untuk memperkuat argumen penulis.
6.     Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus jelas atau harus bermakna tunggal (tidak boleh ambigu), penempatan gatra (unsur fungsional dalam kalimat harus lengkap dan tepat) dan diksi atau pilihan kata harus tepat.

KARANGAN  NON-ILMIAH
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
1.    Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
a.     Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b.     Fakta yang disimpulkan subyektif,
c.      Gaya bahasa konotatif dan populer,
d.     Tidak memuat hipotesis,
e.     Penyajian dibarengi dengan sejarah,
f.       Bersifat imajinatif,
g.     Situasi didramatisir,
h.     Bersifat persuasif.
i.        Tanpa dukungan bukti

2.    Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
a.     Dongeng
b.     Cerpen
c.      Novel
d.     Drama
e.     Roman.

3.    Karya non-ilmiah bersifat:
a.     Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
b.     Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
c.      Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
d.     Kritik tanpa dukungan bukti.

Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Non ilmiah
Istilah karangan ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1.           Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2.           Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3.           Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi ilmiah.

Jenis–Jenis Karangan Berdasarkan Pengertian dan Ciri – Ciri Karangan
Jenis-jenis karangan berdasarkan isi menurut Kuntarto (2007: 224) dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu:
1.    Narasi
Narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang peristiwa pada suatu waktu. Ciri-ciri karangan narasi adalah:
a.    Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas.
b.    Terdapat unsur tokoh yang digambarkan mempunyai perwatakan yang jelas
c.     Terdapat alur cerita, setting dan konflik

Contoh kutipan karangan narasi:
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ”Susur Sungai Cikapundung” sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ”Susur Sungai Cikapundung”.  Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat).  Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini diikuti oleh 24 orang  yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK,  KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago. (Somad, 2007).

2.    Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan wujud fisik suatu objek (Akhadiah, 1986). Bentuk fisik objek tersebut sesuai dengan pengamatan penulis. Ciri-ciri karangan narasi yaitu:
a.    Berhubungandengan panca indra
b.    Penggunaan objek didapat dengan pengamatan bentuk, warna serta keadaan objek secara langsung
c.     Unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran

Contoh kutipan karangan deskripsi:
Lapangan sekolah kami berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah. Di setiap sisi lapangan terdapat taman-taman kecil dengan aneka bunga dan tumbuhan lainnya. Lapangan tersebut berukuran setengah 100 x120 meter. Lumayan luas, bukan? Selain untuk upacara penaikan bendera, kadang kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak bola. Di sebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera. Adapun di sebelah timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian tertentu ada lubang yang berguna sebagai pancang tiang untuk net voli atau net sepak takraw. (Somad, 2007).

3.    Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang dimaksudkan untuk memaparkan menerangkan dan menyampaikan suatu hal untuk menambah pengetahuan dan pandangan pembaca (Suparno, 2007). Ciri-ciri karangan eksposisi yaitu:
a.    Memberikan informasi kepada pembaca
b.    Adanya fakta dan informasi
c.     Berfungsi untuk memperjelas apa yang akan disampaikan

Bentuk paparan mempunyai tujuan untuk memberi penjelasan dan mengembangkan gagasan kita. Agar paparan semakin jelas dapat disertai gambar, denah, dan angka-angka.
Rumadi (1987:194) mengatakan, beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menyusun karangan eksposisi, yaitu:
a.    Menentukan topik yang akan dipaparkan, misalnya tentang kerajinan tangan sebagai penghasilan tambahan
b.    Menentukan tujuan paparan, yaitu dengan kerajinan tangan yang dikerjakan dapat membantu ekonomi keluarga yaitu menambah penghasilan
c.     Membuat perincian untuk dikembangkan, yaitu: 1) jenis kerajinan tangan yang diketengahkan; 2) menjelaskan proses pembuatan; 3) menjelaskan proses penjualan dan pemasaran; 4) menjelaskan besar dan kecilnya keuntungan yang dihailkan dari kerajinan tangan yang dipasarkan
Pola penyajian karangan bersifat ekspositoris berupa uraian yang berisi langkah-langkah kerja, proses kejadian, atau pemaparan mengenai tahapan-tahapan perkembangan objek yang dilaporkan. Yang termasuk karangan bersifat eksposisi adalah karangan penelitian, karangan percobaan, karangan pertanggungjawaban uraian pekerjaan yang menggunakan tahapan, dan sebagainya. Penjelasan yang lengkap tentang karangan yang telah dibuat diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap kepada pembaca. Intinya, dalam tulisan eksposisi disajikan pengetahuan atau ilmu, deinisi, pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara, sampai proses terjadinya sesuatu.

Contoh kutipan karangan eksposisi:
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus inluenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian inluenza. Adapun definisi dari berbagai kasusnya adalah sebagai berikut.
1.    Kasus Suspect
Kasus suspect adalah kasus seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temperatur 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah satu keadaan. Hal ini terjadi biasanya karena seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu burung. Kemudian, orang tersebut kontak dengan virus lu burung yang dalam masa penularan. Hal lainnya jika orang yang bekerja pada suatu laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung.
2.    Kasus Probable
Kasus  probable adalah kasus  suspect disertai salah satu keadaan bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus inluenza A (H5N1). Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial gagal pernapasan atau meninggal dan terbukti tidak adanya penyebab lain. (Somad, 2007).

4.    Argumentasi
Argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran suatu hal. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca tentang suatu kebenaran dengan memperkuat ide, dan pendapat penulis. Karangan ini bertujuan untuk mengubah dan mempengaruhi sikap dan pandangan pembaca. Menurut Anggarini (2006:102), dalam karangan argumentasi, ide dan pendapat penulis disertai bukti-bukti yang konkret. Ciri-ciri karangan argumentasi yaitu:
a.    Terdapat pernyataan, idea tau gagasan yang dikemukakan
b.    Pembenaran berdasarkan fakta dan data yang disampaikan

Contoh kutipan karangan argumentasi:
Dengan perubahan pola pada program ospek, yakni dengan meninggalkan pola perpeloncoan, tentunya masyarakat lebih banyak yang setuju. Lain halnya terhadap ospek yang disertai hukuman-hukuman dengan alasan menguji mental, menempa kekuatan isik, sumpah serapah, atau mengenakan atribut  lucu-lucuan, mungkin akan lebih banyak yang menolaknya. Bagi para orangtua, misalnya –di samping bangga dan bahagia– sudah cukup berat dan repot tatkala anaknya diterima di perguruan tinggi. Mereka bukan saja harus menyediakan dana cukup besar untuk bayar uang kuliah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti uang kos dan biaya sehari-hari bagi mereka yang berasal dari luar kota. Jika dibebani lagi harus beli ini itu untuk kegiatan ospek, rasanya beban tersebut semakin menumpuk. Lebih kecewa dan sakit lagi jika anaknya tiba-tiba harus pulang karena jadi korban kelalaian mahasiswa seniornya.

Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain. (Somad, 2007).
5.    Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang meyakinkan pembaca agar melakukan perintah, nasihat, atau ajakan penulis. Karangan ini mempunyai ciri-ciri:
a.    Terdapat himbauan atau ajakan
b.    Berusaha mempengaruhi pembaca

Contoh kutipan karangan persuasi:
Jika senang bepergian, Anda tentunya memiliki banyak persiapan dalam menghadapi liburan ini. Persiapan yang terpenting adalah kesehatan fisik. Anda tidak mungkin dapat berlibur jika terserang penyakit. Oleh karena itulah, kami ciptakan sebuah produk multivitamin terbaik. Selain vitamin A, B Kompleks, dan vitamin C, multivitamin ini pun diperkaya oleh vitamin D yang dapat menguatkan tulang, serta vitamin E agar kulit Anda senantiasa sehat. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, berbagai aktivitas dapat Anda lakukan dengan bersemangat. Jika Anda ingin senantiasa sehat dan mendapatkan khasiat dari Xavier-C, segera kunjungi apotek terdekat di kota Anda. Dijamin, Anda tidak akan pernah merasa kecewa. (Somad, 2007).

Daftar Pustaka 
 
Wikipedia. 2013. “Karangan”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan
Putra, Hedi. 2013. “Pengertian dan Jenis-Jenis Karangan”. Dalam http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/08/pengertian-dan-jenis-jenis-karangan-566867.html
Haniah, Han. 2013. “Pengertian Karakteristik dan Jenis Karangan Ilmiah”. Dalam http://haniah1.blogspot.com/2013/09/pengertian-karakteristik-dan-jenis.html
Homework Student. 2011. “Karangan yang Baik”. Dalam http://homework-student.blogspot.com/2011/02/karangan-yang-baik.html
Rosyidah, Dhesi. 2010. “Pebedaan Karangan:. Dalam http://dhesi-dhesi.blogspot.com/2013/03/perbedaan-karangan.html
Yulio, Pray. 2014. “Teori-teori tentang Perbedaan Karangan”. Dalam http://pray-yuliohutomo.blogspot.com/2014/04/teori-teori-tentang-perbedaan-karangan.html
Syukriati, Riri. 2013. “Perbedaan Karangan Bahasa Indonesia 2”. Dalam http://ririsyukriati.blogspot.com/2013/03/perbedaan-karangan-bahasa-indonesia-2.html
Wardani, Griya. 2010.” Jenis-Jenis Karangan”. Dalam http://griyawardani.wordpress.com/2010/12/31/jenis-jenis-karangan/